AHOK, SANG MUSUH KEFANATIKAN ISLAM

Fanatik,, terkadang bahkan seringkali orang-orang yang memiliki sikap tersebut, berjalan dalam ketidakbijaksanaan, mempunyai pola pikir yang sempit dan tak dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut, mereka hanya terkungkung pada satu arah pandangan.

Kenapa demikian??! Ya, ku katakan dengan sangat tegas bahwa ahok adalah korban nyata dari kefanatikan islam.

Coba kita ingat kembali, menjelang proses pilkada dki di tabuh, lawan-lawan politik ahok mulai berpikir keras untuk menurunkan elektabilitas tertinggi yang dimilikinya, mencarikan calon tandingan yang kuat dan mengumpulkan isu-isu strategis yang dapat mempengaruhi para pendukung ahok.

Ya, dalam proses pencarian, isu agama dinilai sebagai cara terbaik untuk menjatuhkan ahok, isi Al qur'an pada surat Al maidah ayat 51 menjadi jualan termahal dalam pilkada dki, bahwa islam melarang pemeluknya untuk memilih pemimpin yang bukan berasal dari islam.

Bermodalkan ayat tersebut, saingan ahok menyatukan pandangan dari orang-orang fanatik islam, mereka selalu menyuarakan perintah tuhannya untuk tidak memilih ahok.

Maka dalam menyikapi serangan tersebut, ahok mencoba untuk meredamkan masyarakat pendukung agar tidak terpengaruh oleh serangan al maidah, malah serangan itu menjadi semakin besar didapati ahok, karna laporan kasus penistaan agama yang disangkakan kepadanya.

Sungguh sangat aneh negeriku ini, disaat kepentingan politik itu datang pada ambisi kemenangan, maka apapun bentuk proses pencapaiannya, pasti akan dilakukan oleh mereka, termasuk dengan memanfaatkan ruang pikir yang sempit dari tokoh-tokoh fanatik islam.

Bagi orang-orang non fanatik islam seperti saya dan atau orang-orang fanatik cerdas, sekarang coba kita berpikir secara logis dan bijaksana tentang isu larangan memilih ahok pada surat Al Maidah tersebut.

Saya ambilkan contoh, apa mungkin diperbolehkan seseorang yang masih terdaftar sebagai karyawan di perusahaan jawa pos grup, diangkat menjadi pemimpin di perusahaan mnc grup??

Sama seperti disaat kita yang merupakan kader PDI Perjuangan, mengajukan diri untuk menjadi pemimpin di Partai Demokrat, hal itu sangat tidak diperbolehkan sebelum kita mundur secara sah dari PDI P.

Seseorang yang terdaftar sebagai warga negara asing, apa pernah diizinkan oleh konstitusi negara indonesia untuk menjadi pemimpin di negara ini, jawaban nya tentu tidak.

Nah, begitupun juga dengan makna surat Al Maidah ayat 51, agama kita melarang untuk memilih awliyah / wali (pemimpin) yang berbeda agama, tapi hal tersebut tentunya dimaksudkan buat pemimpin di agama islam, karna memang hanya ditujukan buat umat islam.

Berbeda sekali dengan kepemimpinan di Dki Jakarta, Dki bukan milik islam, bukan daerah kekuasaan islam, pemimpin nya pun juga bukan hanya mengurus satu agama saja.

Dia milik semua agama, pemimpinnya akan memimpin seluruh pemeluk agama yang di akui oleh negara, lalu kenapa kita harus melarang nya untuk menjadi pemimpin bagi berbagai pemeluk agama??!

Agama adalah ikatan diri pribadi kepada tuhan, sedangkan politik itu merupakan proses perebutan kekuasaan dalam pemerintahan.

Maka bagi orang-orang yang fanatik islam, jangan jual agama mu pada kepentingan politik.

0 Response to "AHOK, SANG MUSUH KEFANATIKAN ISLAM"

Posting Komentar